Monday 11 April 2011

jilbaber bongkar pasang (?)

menjadi seorang jilbaber terkadang menjadi sebuah pilihan yang harus dipikirkan matang-matang oleh seorang perempuan. oya, jilbaber itu sebutan bagi para perempuan yang menggunakan jilbab. entah kata itu berasal dari mana, hahah. biasalah, sebuah kata baru bisa tercipta dengan waktu yang terus bergulir modern.
biasanya, kalau seorang perempuan sudah memutuskan untuk berjilbab, atau berkerudung, atau berhijab, yang artinya menutupi aurat dari ujung rambut hingga ujung kaki, sudah nggak boleh dilepas-lepas lagi. tapi, masih banyak kan perempuan-perempuan yang melepas jilbabnya? jelas, ada banyak. seabrek-abrek malah, termasuk aku. hahah. ada banyak alasan kenapa seorang perempuan melepas jilbabnya. tapi terkadang, alasan-alasan itu pasti akan dianggap non sense sama orang-orang di sekitar mereka. akan dibilang sebagai perempuan yang nggak istiqomah, alias nggak bisa berpegang teguh pada sebuah keyakinan. plin-plan, nggak punya pendirian, bahkan ada yang berfikir perempuan itu adalah seorang yang munafik. aku dulunya juga begitu, suka berpendapat miring tentang para perempuan yang suka lepas-pakai jilbab mereka. tapi ternyata, setelah aku mengalami proses sedemikian rupa, aku jadi mengerti dengan segala macam alasan yang ada di balik pelepasan selembar kain yang menutupi kepala itu. walau mungkin, alasan-alasan yang muncul ini nggak bisa diterima dengan akal sehat, atau bisa dibilang mengada-ada.
perlu diingatkan sebelumnya, tulisan ini aku buat bukan untuk membela orang-orang yang suka melepas jilbab, atau kerudung, atau hijabnya. tulisan ini bukan untuk mengatakan benar, bahwa jilbab itu bisa dibongkar-pasang semau si pengguna. tulisan ini bukan untuk mengajarkan yang nggak-nggak sama orang lain. tulisan ini, cuma sebagai bahan acuan pikiran kita. hanya sekedar untuk mengajak menghargai sebuah pola pikir orang lain. walau mungkin memang pola pikir dan pendapat orang lain itu bertolak belakang, berbeda 100% dengan pola pikir atau pendapat yang kita miliki, tapi cobalah hargai mereka. negara kita adalah negara bebas untuk berpendapat, maka nggak ada seseorang pun yang mempunyai hak menentukan pendapat mana yang benar dan yang salah. maka, jangan berfikir tulisan ini aku buat untuk mempersuasi orang lain untuk melakukan sebuah dosa. jika ada yang berpikir seperti itu, maka maafkanlah aku, heheh.

kalau banyak orang mengatakan perempuan yang suka lepas pakai jilbab itu, perempuan yang nggak baik, nggak istiqomah, nggak punya pendirian, aku juga akan mengatakan seperti itu (loh?). hahah, ndak lah.. berarti aku juga perempuan yang kayak gitu dong? oo tidak bisa *membela diri. terkadang, ada alasan-alasan yang memang kuat banget dari seorang perempuan untuk melepas jilbab mereka. aku pernah membaca sebuah buku berjudul "fenomena perempuan (melepas) jilbab". buku itu ditulis oleh seorang psikolog, yang melihat alasan-alasan perempuan yang melepas jilbabnya dari sisi lain, yaitu sisi psikologis mereka. salah satu dari sekian banyak alasan yang disebutkan di buku itu, adalah tuntutan pekerjaan. dikatakan di buku itu, ada banyak pekerjaan yang terkadang menuntut pekerjanya untuk tidak menggunakan jilbab. karena memang menuntut berpenampilan menarik dan itu akan menjadi sebuah 'santapan' ruang publik. dan rata-rata bidang pekerjaan ini akan mendapat sebuah 'timbal balik' yang besar. wew, manusia mana yang akan menolak gaji besar? tapi nggak sedikit juga manusia yang akan memilih untuk menolak gaji besar demi membela keyakinan dan idealisme mereka. perempuan-perempuan ini akan memilih untuk menolak pekerjaan dengan gaji besar itu, dan memilih pekerjaan yang gajinya biasa-biasa saja asal mereka bisa tetap menggunakan jilbabnya. apa yang aku katakan tentang perempuan yang seperti itu ? aku akan bilang, "waw, mereka keren sekali.. hebat, top, dua jempol deh buat mereka! saluut, semoga aku juga bisa seperti itu, amin."
tapi pada kenyataannya ? aku "belum" bisa menjadi seperti mereka. semoga lah nanti di kemudian hari, sebelum nyawa ini terbang dari raganya, heheh, amin amin.

sedangkan kalau aku sendiri ditanya kenapa lepas jilbab? hahah, kalau mau jujur jawabannya itu ababil sekali. karena emang cuma napsu doang mau lepas jilbab. nggak ada alasan lain. jujur loh ini aku bilangnya, heheh. aku pakai jilbab sekitar kelas tiga smp, dan melepasnya sekitar kelas 2 sma. tapi semasa sma, kalau sekolah aku pakai jilbab. kalau jalan ? pakai celana pendek! :P
tapi nggak ada yang mengomentari soal perubahanku masa itu .. paling hanya teman-teman, dan beberapa orang lainnya yang kaget dan syok melihat aku tak bertutup kepala. sedangkan keluarga? mama sih awalnya doang protes. abis liat aku jalan suka pake kolor sama kaos, eh si doi malah ikutan --"
komandan? ah, beliau sih diam doang liat anaknya berubah jadi nakal.. kalau komandan sih iya iya aja. aku pakai jilbab alhamdulillah, aku nda pakai jilbab yasudah. seperti yang beliau sering katakan, aku sudah tumbuh dewasa, sudah bisa menilai mana yang baik mana yang benar. dan beliau juga sangat menghargai pola pikirku. kalau menurutku ini yang benar, dan menurut beliau nggak terlalu salah, ya monggo lakukan. selama kebenaran yang nggak terlalu salah ini masih dalam toleransi beliau. aku tau, di pemikiran sebagian orang, orang tua kayak komandan ini termasuk orang tua yang membiarkan saja anaknya berlaku tidak benar. tapi nggak tuh kalau menurut aku. aku sudah hampir dua puluh tahun hidup bersama komandan, dan aku tau, beliau punya batasan-batasan tersendiri dalam menilai sebuah hal yang menurut beliau salah.

semenjak melepas jilbab di kelas 2 sma, nggak pernah terfikirkan untuk menggunakan jilbab lagi. kenapa? nggak tau juga saya ya. hahah. sudah cukup nyaman dengan keadaan yang seperti itu. aku merasa lebih bebas aja.. kenapa aku bisa mengatakan dangan tidak berjilbabnya aku, maka aku bisa lebih bebas? emang kalau udah berjilbab jadi nggak bebas lagi? jawabanku 'iya'. kalau udah berjilbab, jadi banyak banget yang harus dijaga, hehehe.
setelah kuliah, teman-temanku banyak banget yang pakai jilbab. nah, si bany ababil banget, mau juga nih pakai jilbab (lagi). tapi, banyaknya hal yang harus kujaga seperti yang aku bilang tadi, masih mengganjal di hati.. tapi kemudian, panggilan untuk berjilbab itu datang berkali-kali. aku dimimpiin untuk pakai jilbab itu ada mungkin lebih dari lima kali. waw? kaget? saya juga! tercetuslah ide untuk pakai jilbab lagi.. tapi, masih nggak yakin 100%. akhirnya, iseng sms mama..
aku : mama, aku mau pakai jilbab lagi..
mama : wah! bagus doong. kapan ?
aku : tapi cuma pas kuliah doang maa.. kalau jalan nggak, heheh. kayak waktu sekolah dulu..
mama : oh, yaudah nggak apa-apa. yang penting kakak nggak pakai rok mini aja.
aku : oo sip sip.
mama : memang kapan mau pakai jilbab ?
aku : nggak tau, masih rencana kok.
mama : nggak usah ngomong kak, kalau masih rencana --"
aku : hahahah .
tapi akhirnya rencana itu trwujudkan. setelah masuk ke semester dua, aku kuliahnya pakai jilbab. kalau jalan? kalau mood aja. hahaha. kenapa begitu? aku munafik dong? ah, nggak juga.. aku begitu karena ada alasannya. apa? ya itu.. seperti yang aku udah bilang tadi, kalau sudah berjilbab, banyak yang harus dijaga. apa aja? banyak! kan aku udah bilang : banyak! namanya banyak itu pasti lebih dari satu! hahah.
nggak nggak .. jadi begini, aku masih jadi jilbaber bongkar pasang itu karena.. aku nggak mau menodai label suci dan baik yang melekat pada seorang perempuan berjilbab. aku masih sering jalan dengan orang-orang yang bukan muhrimnya dan aku yang paling cantik sendiri. hahah, wajarlah, anak warrior itu isinya cowok semua, kecuali aku, wucha, sama niki. nah wucha sama niki kan jarang bisa datang kalau ngumpul-ngumpul karena lokasi mereka yang memang jauh. jadi, aku pasti jadi cewek sendiri. bahkan, bebeb bebeb warrior itu aja kadang meragukan kalau aku cewek --"
apa kata orang kalau ngeliat seorang perempuan berjilbab jalan dengan segerombolan cowok-cowok ? hah, pasti jadi "miring" deh pemikiran orang-orang.
lalu, aku masih suka loncat sana, loncat sini, ketawa ngakak sampe sakit perut. menghina orang , ngolok orang, ngerjain orang. bah, apa kata orang kalau menemukan seorang perempuan berjilbab kalau sopan santunnya masih F ?
terus, aku masih suka jalan sampai jam tiga pagi.. naik motor digonceng cowok. suka nginap sana-sini. suka bobok bareng sama bebeb bebeb warrior yang beda gender. apa pendapat orang lain kalau ngeliat perempuan berjilbab berlaku seperti itu ?
aku masih suka ngiler kalau liat baju yang (ehem) berbentuk body, alias nggak gombor-gombor banget. sedangkan berjilbab berarti menutup aurat. kalau berjilbab tapi bajunya masih yang kayak gitu, sama aja masih memperlihatkan aurat, tapi secara nggak langsung.
aku suka bergaul dengan lawan jenis. hobby jalan-jalan dengan lawan jenis. hahah, nah loh. kalau kalian ngeliat perempuan berjilbab yang suka gonta ganti pasangan jalan gimana menurut kalian? nggak usah munafik, pasti akan timbul sedikit cercaan tentang perempuan berjilbab itu walau hanya sedikit.
dan aku.. aku masih berpacaran. sedangkan seorang muslimah yang baik nggak akan pacaran sebelum menikah. gimana pendapat orang lain, kalau ada perempuan berjilbab yang masih pegangan tangan, pelukan, cipika cipiki sama yang bukan muhrimnya? jawab dengan jujur apa kata hati aja :)
itu mungkin masih beberapa yang baru aku sebutkan. masih banyak hal-hal yang secara nggak sadar aku lakukan yang mungkin bisa menodai "nama baik" jilbaber. makanya, ketika aku melakukan hal-hal jahiliyah itu, aku memilih untuk menanggalkan jilbabku. kesian sama perempuan berjilbab yang memang benar-benar 'berjilbab' bukan hanya raga tapi juga jiwanya. ketika orang lain melihat perempuan berjilbab melakukan hal-hal macam yang aku lakukan itu, maka mereka akan hantam rata dalam menilai semua perempuan berjilbab. "ah, luarnya doang tuh yang berjilbab, dalamnya juga masih telanjang". ouch! sakit, nembus ampe jantung.
jika bagi sebagian orang berfikir "ketika raga berjilbab, maka lambat laun jiwa juga akan ikut berjilbab. kalau kita nunggu kepribadian kita berubah, kapan pakai jilbabnya?"
kalau kata aku.. yah kepribadian, apa yang kita lakukan itu adalah cerminan dari jiwa kita juga.. aku sudah jelaskan tadi kan gimana pemikiran aku tentang seorang perempuan berjilbab. maka, kalau aku mau berjilbab, aku harus bisa menanggalkan semua perilaku-perilaku buruk itu. agar nggak cuma raga doang yang pakek jilbab, tapi jiwanya juga.

lantas? kenapa sekarang aku pakai jilbab? jangan dikira aku nggak punya jawaban untuk pertanyaan yang satu ini. jawabannya adalah, karena aku dulu pernah menjadi sesosok perempuan polos yang baik, dan tidak nakal. di tengah-tengah banyaknya setan yang mengisi jiwa ini, masih ada sosok kecil peri bersayap putih yang hidup untuk mengajakku berlaku baik. terkadang dia meniupkan nafas segarnya untuk mengingatkanku tentang segarnya air wudhu. dia masih bisa membacakan dongeng-dongeng sebelum tidur yang menenangkan, yang kemudian mengingatkanku pada doa doa yang bisa kupanjatkan kepada Tuhan. dan dia masih sering sayup-sayup memanggil namaku, menyatakan bahwa dirinya masih ada di ujung hati hitamku, nyempil di antara setan-setan terkutuk, mengingatkan aku masih punya Tuhan, yang bisa kuajak berbagi ketika sedang ada masalah. tapi sayangnya setelah masalah itu selesai, suara sayup-sayup sang peri kecil itu kalah sama suara-suara setan. hahah. kacau balau lah.
tapi nggak segitunya juga. terkadang suara si peri itu masih terdengar kala kebahagiaan hinggap di kehidupan, mengingatkanku akan Tuhan. memberitahuku bahwa Tuhanlah yang memberikan semua kenikmatan dan kebahagiaan tersebut, mengajakku untuk mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan.
dan aku, menjaga point-point yang aku sebutkan tadi ketika menggunakan jilbab. sedikit demi sedikit memperbaikinya. dan ketika aku melakukan hal-hal non oke, kutanggalkan jilbab itu.. agar demi tidak merusak makna baik dari sebuah jilbab. mungkin banyak orang yang menganggapku munafik. heheh, nggak apa. itu sebuah pemikiran dan pendapat. semua orang bebas mengeluarkan pendapat. pendapat semua orang harus dihargai :)

semoga bisa belajar dari segala kejadian. ingat, tulisan ini hanya sekedar untuk sharing. bukan untuk mengajak melakukan hal yang nggak-nggak, heheh.
maaf kalau ada yang salah, atau nggak sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku. ini hanya sebuah pendapat dari seorang jilbaber bongkar pasang. ingat, semua orang bebas mengeluarkan pendapat, dan pendapat semua orang harus dihargai, walau kita tidak setuju dengannya sama sekali.
terima kasih :)

0 comments:

Post a Comment