Sunday 12 February 2012

Sisi Lain dari "GALAU"

"Orang Belanda suka makan bayam. Ketika galau sedang melanda, maka pizza pun rasa tai ayam"


GALAU.
Familiar nggak sama kata yang satu ini? Jelas, pasti sudah terasa akrab dan lengket di telinga, mulut, pikiran bahkan hati ya. Jika seseorang nggak mengenal kata galau, bisa jadi orang itu nggak gaul ya, hehe. Soalnya pernah ada akun twitter (gue lupa apa nama akunnya) yang bilang, kalau nggak galau nggak gaul.
http://www.emocutez.com

Untuk arti kata galau sendiri banyak versinya. Banyak yang mengatakan kalau galau itu saudara kandung dari gundah gulana - nah, jangan bilang kalau lo juga nggak tau arti kata gundah gulana - masih saudara sepupu-an sama bingung, dan tetanggaan sama bimbang. Galau identik sama perasaan sedih, kecewa, dan bingung yang biasanya alasan utamanya adalah gara-gara sesuatu yang berbau urusan merah jambu alias CINTA.

Menurut gue sendiri sih, arti galau itu memang nggak jauh-jauh dari rasa bimbang dan gundah gulana. Cuma, kalau gue boleh nambahin, galau itu bukan hanya sesuatu yang selalu di identikan dengan hal percintaan. Galau bisa untuk hal yang macam-macam, man! Coba deh lo pikir, di saat lo disuruh milih mau liburan ke Jepang atau ke Korea, pasti lo bilang, "Aduh gue galau deh mau ke mana. Kalau ke Jepang gue bisa ketemu sama Laruku, kalau ke Korea gue bisa ketemu Suju. Aaahhh.. pilih yang mana dong? GALAU!"
Atau contoh lainnya, waktu lo kepingin banget beli barang tapi buat makan sehari-hari aja kondisi keuangan lo udah sekarat, pasti lo bilang, "Aduh tasnya bagus banget! Pengen beli...... Tapi.. Nggak punya uang. Ah, GALAU!"
Atau, di waktu hujan deras dan lo lagi kelaparan, pasti lo bilang, "Aduh laper banget. Tapi ujannya deres. Tapi laper. Tapi kalau keluar males basah. Ah, GALAU!" 


See? Galau itu nggak cuma sekedar bimbang antara pilih putus atau lanjut terus, pilih yang jambangan apa yang poni-an, pilih yang anggun apa yang preman, atau pilih pacar apa gebetan.

Kebanyakan orang suka nggak mau digelari Raja atau Ratu Galau. Suka mangkir kalau dikatain lagi galau. Bahkan, ada juga yang sampai sentimen banget sama orang-orang yang suka galau padahal dirinya sendiri juga hobi banget sama yang namanya mengalami galau.

Padahal kalau di pikir-pikir ya, galau itu sebenarnya membuat kita menjadi kreatif dan bisa menghasilkan uang. Lo nggak percaya? Mari kita napak tilas.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Coba lo ingat-ingat lagi, lagu yang paling cepat nge-trend dan laku keras jadi RBT atau Iring alias nada sambung lagu-lagu yang ber-genre apa? Mellow.
Kalau lagu-lagu mellow itu kebanyakan ceritanya tentang apa? Tentang putus cinta dan patah hati.
Kalau sudah putus cinta dan patah hati itu namanya apa? GALAU.
Jadi intinya, lagu-lagu yang banyak menghasilkan uang itu lagu-lagu yang berbau galau, man! 

Terus, kalau dilihat ke belakang lagi, kenapa penyanyi-penyanyi atau atau pemusik itu bisa menghasilkan lagu-lagu galau dan akhirnya bisa dapetin banyak uang? Coba perhatikan, kebanyakan lagu-lagu galau itu pasti cerminan dari kisah-kisah nyata. Bahkan, ada yang dialami sendiri dari sang pencipta lagu. Jadi, kita bisa tau kalau sebenarnya sang penyanyi ini menciptakan lagu ketika dia sedang galau.

Bahkan, ketika orang-orang sedang berada dalam level galau akut, mereka bisa berubah dari orang yang biasa-biasa aja jadi orang yang super puitis. Mereka bisa menciptakan puisi bahkan cerpen atau novel yang berisikan rangkaian kata-kata yang bisa membuat orang yang mendengar atau membacanya seakan-akan ikut terjun ke dalam cerita dan menyaksikan langsung.

Kalau orang-orang yang sejenis gue sih, paling kalau lagi galau cuma bakalan lari ke twitter terus nge-twit galau. Atau nggak pergi ke blogger, terus mencurahkan segala isi hati di blog. Mentok, gue ngebuat foto-foto yang atmosfirnya nge-blue.


But however, galau makes us to create something: songs, stories, poems, blog postings.


Inilah yang bisa kita banggakan dari kondisi kita yang sedang mengalami galau tingkat dewa. Galau terus-terusan memang juga bukan hal yang baik. Apalagi kalau galau yang kemudian ngebuat kita jadi nggak semangat hidup, nangis seharian, bahkan menimbulkan keinginan untuk mencabut nyawa lebih cepat dari takdirnya. CATET ya teman-teman, ini adalah GALAU yang SALAH.

Istilahnya, galau itu sama seperti energi, terbagi menjadi dua. Kalau energi ada energi positif dan negatif, sama halnya seperti galau. Nah, yang lo perlukan adalah lo berteman sama galau yang punya lambang buletan berwarna keemasan di atas kepalanya dan bersayap putih, dan lo harus menjauhi galau yang punya dua tanduk kecil di atas kepalanya dan bawa garpu ke mana-mana.

Galau bisa buat kita jadi kreatif dan bahkan malah bisa have fun dengan kondisi galau itu. Waktu lagi galau, tulisan lirik lagu, puisi, atau postingan blog akan terangkai dengan sendirinya. Mengikuti perasaan, ide dan tulisan akan mengalir seperti air. Inilah, cara yang tepat memanfaatkan momen galau, bukan putus asa apalagi bunuh diri. Lakukan lah apa yang membuat lo nyaman dengan kegalauan yang sedang lo hadapi. Lo mau nyanyi, mau nge-blog, mau motret, atau apa aja. Express your galau in the right way, man! 

Sekian sisi lain dari galau yang bisa gue share. Semoga orang-orang yang selama ini meng-underestimate-kan galau bisa open mind ya, hehehe. Dan semoga orang-orang yang selama ini mengalihkan kegalauannya ke hal-hal yang negatif bisa sadar dan pada akhirnya membelokkan stir galaunya ke arah yang positif, amin *usap muka*
http://www.emocutez.com


Salam,
Creative Galauers! ;)


ide postingan ini muncul ketika sedang berkomen-
komen ria dengan seorang saudara :) 
terima kasih, saudarku :)

2 comments: