Saturday 23 July 2011

aku = kamu egois, kamu = aku egois

berbicara tentang egois mana antara cewek dan cowok memang nggak akan pernah sampai pada titik akhir. sama saja seperti kita, di mataku kamu yang egois, tapi di matamu akulah yang egois, mau dimengerti tapi nggak pernah mau mengerti. aku nggak pernah tau kamu benar atau nggak. pemikiran secara logika dan pemikiran secara hati memang terkadang bertentangan dan berbeda faham. maaf jika aku berbicara tidak langsung bertatap mata langsung kepadamu, maaf jika aku hanya bisa berbicara pada sebuah media yang mungkin kamu baru akan membacanya setelah postingan ini akan tertumpuk 10 postingan selanjutnya, sudah
tidak tertampil lagi pada homepage blogger ku. kenapa? karena jika aku berbicara langsung padamu, semua yang aku rasa akan kamu lawan dengan segala yang kamu logika kan. daripada aku harus membuang butiran-butiran air mata, mungkin ada baiknya aku tuang di sebuah media yang nggak banyak orang tau ini. kalau pun ada banyak orang yang membaca postingan ini, sudahlah, berhenti saja membaca di sini. tulisan ini hanya sekedar untuk mengurangi beban hati ku saja. nggak punya cukup uang untuk membeli sebuah buku diary dan cukup malas untuk menggerak-gerakkan tangan menggores pena di atas sebuah kertas :)


aku memang mungkin terlalu sering ngambek sama kamu. tapi, aku selalu punya alasan kenapa aku ngambek sama kamu. kamu mungkin berfikir, apa yang aku lakukan ini konyol dan nggak masuk di logika mu. tapi, aku memang nggak membawa logika, aku memang bukan pemikir yang baik, aku hanya seseorang yang bisa merasa, dan rasa yang aku punya ke kamu sangatlah jauh berbeda dengan rasa yang kamu punya ke aku. itu yang membuat aku berfikir buruk tentang kamu, tapi di sisimu, aku lah si buruk itu.

hal yang paling sering buat aku ngambek ke kamu pasti tentang sesuatu yang bernama komunikasi. kita sudah saling kenal lebih dari tiga tahun, tapi kita tetap aja nggak bisa mengenal satu sama lain dengan baik ya. aku orangnya nggak bisa kalau nggak dihubungi, sehari aja nggak dihubungi pasti aku mikir kamu lupa sama aku. kamu orang yang kalau udah sibuk nggak bisa diganggu gugat, dan aku nggak pernah bisa mengerti kondisi sibuknya kamu sehingga nggak menghubungiku. sebenarnya, apa yang aku pikirkan itu selalu berbeda dengan apa yang kamu pikirkan, sesuatu yang kamu bilang negatif thingking.
kita sudah membahas ini berkali-kali kalau aku tidak salah ingat. kamu pun punya banyak alasan ketika kamu nggak menghubungi aku. kamu sedang mengerjakan tugas, kamu sedang mengurus organisasi, kamu sedang menjalankan pekerjaanmu, kamu sedang bersama orang tua mu, kamu sedang ini, kamu sedang itu.

aku pun sama seperti kamu. aku sibuk dengan tugas-tugasku. tapi pernahkah aku nggak membalas pesan-pesanmu yang masuk di hp ku walau aku sedang mengerjakan tugas yang seperti gunung itu? aku nggak pernah ragu untuk berhenti menulis, atau berhenti mengetik, atau berhenti membaca ketika aku mendengar bunyi tanda pesan masuk. apalagi aku tau kalau pengirim pesan itu adalah kamu. tanpa harus kamu menunggu pun pasti balasanku akan segera sampai di hp mu.

aku juga senang berorganisasi. ikut rapat acara ini, ikut jadi panitia acara itu. pernahkah aku nggak bilang sama kamu kalau aku akan ada rapat ini atau rapat itu? bahkan di saat aku lupa bilang sama kamu, di sela-sela rapat saat kamu bertanya di mana aku, aku pun akan menjawab pertanyaanmu itu. walau harus mengetik sms sembunyi-sembunyi dan mencoba membagi fokus antara mendengarkan teman berbicara dan jari yang loncat sana sini di atas layar hp di dalam tas. walau isi pesanku hanya "bentar lagi rapat" seenggaknya aku memberi jawaban dari pertanyaanmu. tapi kalau kamu? aku sms jam 7, tapi kalau kamu selesai rapat jam 10 ya kamu pasti baru balas jam 10 itu. sampai terkadang aku lupa kalau aku ada sms kamu sebelumnya. kamu nggak pernah tau gimana khawatirnya aku kalau sms yang aku kirim ke kamu nggak kamu jawab sampai berjam-jam lamanya itu gimana. gimana kalau kamu kenapa-kenapa, gimana kalau kamu begini, kamu ketimpa yang nggak-nggak. tapi kamu nggak pernah tau kan. yang kamu tau, aku cuma terlalu negatif thingking sama kamu. jadi sebenarnya siapa yang negatif thingking di sini?

aku juga sama sepertimu mempunyai kedua orang tua yang jauh.. tapi di saat aku bertemu dengan mereka aku nggak pernah lupa sama kamu. pernah nggak, waktu aku lagi sama mama, atau aku lagi sama komandan, aku nggak sms kamu? bahkan aku sempat-sempatin telepon kamu. tapi kalau kamu? alasanmu : aku lagi sama babe, jadi nggak bisa sms. oh aku baru tau kalau babe kamu bisa ngalangin sinyal hp kamu.

di saat aku udah mulai mencoba untuk nggak hubungin kamu saat kamu nggak hubungin aku. bukan karena aku gengsi harus hubungin kamu duluan, tapi aku mencoba mengerti bahwa di saat kamu nggak hubungin aku, tandanya kamu sibuk. tapi tau nggak kamu kalau sebenernya aku nggak tahan kalau harus lama-lama kayak gitu. pasti setelah sejam dua jam aku sms kamu juga kan, nanya kamu lagi apa, sibuk atau nggak. dan yang paling menyakitkan kalau kamu jawab "oh, nggak sibuk kok. kenapa?" atau "oh iya maaf lupa mau sms. cuma lagi main game aja nih, kenapa?" atau "lagi nonton tv aja nih, kenapa?"
aku tau, rasa yang kita punya nggak sama, berbeda jauh, kamu ada di utara sedangkan aku ada di selatan. tapi, nggak bisa kah kamu meraba-raba sedikit apa yang aku rasa? ini sedikit membuktikan kalau aku memang terkadang terlupa oleh kamu. tapi kamu pasti mengelak kalau aku bilang begitu sama kamu. dan kamu pasti bilang aku selalu negatif thingking sama kamu, dan pasti kamu jadi selalu di salah-salah-kan. sebenarnya mungkin nggak sih kalau aku sengaja menyalah-nyalah-kan kamu? untuk apa? untuk jadi sebuah alasan kalau aku mau kamu pergi dari hidup aku? begitu?

kamu salahkan aku waktu aku ngambek dan nggak balas sms kamu. padahal sehari sebelumnya kamu bener-bener nggak ada di kehidupan aku. nggak sms, nggak telepon, atau bahkan kasih kabar sedikitpun. kamu tau? aku berusaha kuat untuk lupa kalau kamu adalah bagian dari hidup aku. aku berusaha kuat untuk lupa sama kamu bahkan hanya untuk sehari. supaya aku nggak uring-uring-an atau jadi negatif thingking yang kayak kamu bilang. tapi besoknya kamu bisa santai sms aku kayak aku kemaren nggak usaha apa-apa ya? iya lah, karena kamu nggak pernah tau.
kamu salahkan aku saat aku nggak mau ketemu kamu. padahal sebelumnya aku ajak kamu ketemuan dan kamu bilang kamu nggak bisa, kamu sibuk. kamu tau? aku berusaha kuat untuk menahan rasa ingin liat wajah kamu. aku berusaha kuat menahan segala rindu yang bisa aja buat aku obrak abrik agenda kamu yang menghalangiku bertemu kamu. tapi kamu kok bisa marah ya waktu aku nggak mau ketemu sama kamu? iya lah. kamu nggak tau apa yang aku usahakan waktu kamu bilang "gak bisa" di ajakan ku buat ketemu kamu.

aku cuma bisa senyum waktu kamu bilang aku maunya cuma dimengerti tapi nggak pernah mau ngerti kamu. sedangkan aku nggak pernah ngerasa kamu pernah mengerti aku. menurut kamu, kamu mengerti aku saat kamu nunggu aku lama, saat kamu rela nggak sms aku waktu aku lagi ada kegiatan. padahal di saat kamu nggak sms itu, aku yang sibuk megang kantong celana, ngecek hape ku getar atau nggak. sibuk tengok layar hp, ada sms gak. itu ya yang namanya ngerti?
aku sudah sering kali bilang sama kamu apa mau aku. itu sebabnya aku selalu jawab "nggak ada" atau menggelengkan kepala waktu kamu tanya "jadi kamu maunya aku harus gimana?" sudah sering aku bilang dan kamu nggak ingat satu pun aku maunya gimana. aku pun lelah harus menjawab. itu pun akan jadi sia-sia, karena aku tau, mengharap kamu jadi apa yang aku mau itu sama aja seperti mengharap bulan turun ke bumi.
kamu pernah menyadari nggak? kamu itu baru akan jadi apa yang aku mau setelah aku ngambek sama kamu. waktu aku udah ngambek-ngambek sendiri, sudah nangis-nangis kayak anak kecil yang diambil permennya, baru kamu perhatian nggak karuan. sms tiap detik walau cuma untuk nanya lagi apa. atau ingetin shalat, atau ingetin makan, atau hal-hal yang menurutmu nggak penting sebelumnya. kalau aku udah ngambek baru kamu sms tiap malem cuma buat bilang "selamat malam, selamat tidur". kalau aku udah ngambek baru kamu telepon aku tiap pagi cuma untuk ngebangunin dan bilang "aku cuma mau dengar suara kamu aja kok". kamu tau mama aku bilang apa untuk hal-hal macam ini? "kasep".
tapi kalau aku adem ayem aja? kamu juga akan adem ayem aja. telepon kalau lagi ada perlunya doang, nggak peduli aku tidur atau nggak malamnya yang jelas kamu sms bilang selamat pagi besoknya, sms ingatin makan siang padahal udah jam 2 lewat, ingatin shalat padahal aku udah shalat sejam yang lalu. apa iya aku harus ngambek setiap hari supaya kamu selalu bersikap menyenangkan dan nggak akan pernah berhenti bersikap begitu?

kamu, aku tau kamu orang yang cuek. entah kenapa Tuhan membuat aku jatuh cinta pada orang cuek macam kamu, sedangkan aku orang yang nggak bisa di cuek-in sedikitpun. mungkin Tuhan sengaja supaya orang cuek macam kamu bisa sedikit perhatian dengan orang sekitar, supaya aku yang nggak bisa dicuek-in ini bisa sedikit terbiasa untuk menghadapi orang cuek bebek macam kamu.
mungkin kita bisa sedikit introspeksi lagi dari tulisan ini. mungkin kamu banyak nggak setuju nya dari tulisan ini. mungkin kamu juga nggak akan baca. mungkin kamu mau buat tulisan penyangkalan nya di lain waktu. ada banyak kemungkinan. mungkin juga besok setelah kamu baca ini kamu buang aku dari kursi calon pendampingmu kelak. ah, liat saja nanti.

buat yang baca selain "kamu" yang dimaksud, apa yang tertulis di sini hanya sebuah kerikil kecil di luasnya biru laut kisahku dan dia. apa yang kami alami tak selamanya begini, kami bahagia dengan biru laut kisah kami, tapi laut kisah kami akan lebih indah dengan kerikil-kerikil kecil seperti ini. bisa dibayangkan kalau nggak ada kerikil-kerikil ini, cerita ini nggak akan pernah tertulis kan? tanggapi tulisan ini dari banyak sudut, jangan hanya satu sudut, bisa salah pemahaman nanti.

0 comments:

Post a Comment