Wednesday 8 June 2011

aku mengutuk diri karena ditakdirkan menjadi perempuan

banyak orang yang berfikir menjadi seorang perempuan adalah sebuah anugerah yang terindah. betapa bahagianya menjadi makhluk yang sangat spesial yang ciptakan oleh Tuhan. tapi tidak bagiku. terkadang aku menyesal telah menjadi seorang makhluk bernama perempuan. sering aku bertanya kepada Tuhan kenapa Dia menciptakan aku sebagai seorang perempuan. aku tak pernah sekalipun meminta untuk diciptakan sebagai makhluk yang begitu susah dimengerti ini. bukan rasa spesial yang ku dapat ketika tercipta sebagai pasangan kaum adam, melainkan beban berat di punggung ketika menyandang status perempuan.

menjadi perempuan adalah sebuah hal yang sulit. walau banyak pria yang berkata menjadi perempuan itu enak. nggak perlu repot-repot bersusah payah bekerja, nggak perlu berfikir berat, nggak perlu berusaha keras demi apa yang diinginkan. ketika tiba masanya, akan datang seorang pria sebagai pendamping, melamar, menikah, punya anak, nggak perlu bekerja cukup mengurus suami-anak-rumah, dapat uang setiap bulan. mudah, tidak seperti lelaki yang harus bekerja keras banting tulang demi menghidupi seorang perempuan yang menjadi istrinya dan anak-anaknya.


padahal, mereka tidak pernah tau betapa sulitnya menjadi makhluk yang bernama perempuan ini. sumpah, kalau bisa memilih aku nggak akan pernah mau menjadi seorang perempuan. perempuan, makhluk yang selalu berfikir dengan perasaan. entah ini kodrat menjadi perempuan atau apa, tapi sudah sekian kali aku mencoba untuk mengelak, tapi tetap saja gagal. ketika ingin bertindak, pasti saja akan ada "rasa tidak enak" pada yang lain. sebisa mungkin, berusaha agar nggak ada yang terluka, atau tersakiti. akan lebih memilih melukai dan menyakiti diri sendiri daripada harus melihat orang lain yang terluka karenanya. itu perempuan.

seorang perempuan akan selalu berusaha untuk tampil yang terbaik untuk orang yang disayanginya. walaupun harus berbohong kepada dirinya sendiri. berkata iya walaupun sebenarnya ingin sekali berkata tidak. menjadi apa yang orang yang mereka sayang inginkan, walaupun sebenarnya dia tidak suka sama sekali.

perempuan harus bisa terlihat kuat walaupun sebenarnya mereka rapuh. tersenyum di saat hati mereka hancur lebur, tertawa saat jiwa mereka menangis terisak dan menjerit, tetap berdiri tegak menghadapi kenyataan walau sebenarnya ingin sekali jatuh terpuruk dan mengubur diri, masih bisa menenangkan orang lain walaupun sebenarnya dia pun panik, masih harus bisa menyebarkan binar keceriaan dalam tatap sayu matanya.

perempuan adalah makhluk yang susah diartikan emosinya. mereka tersenyum saat berduka, mereka menangis saat berbahagia, terlihat kuat saat sakit. berbahagia yang meledak-ledak ketika melihat kerabatnya senang, menangis terisak melihat orang lain kesusahan.

menjadi perempuan itu merupakan beban yang berat. setiap perempuan harus bisa menjadi perempuan yang baik. banyak yang harus dijaga supaya tidak mendapat label buruk dari orang lain. harus mengikuti peraturan ini itu agar dibilang bukan perempuan nakal.
beban berat banget untuk aku kalau begini ceritanya menjadi seorang perempuan (lagi-lagi mengutuk diri kenapa ditakdirkan menjadi perempuan). lah, bagaimana nggak berat? segala sesuatu hal yang menyangkut tentang perempuan itu pasti sensitif (sangat). cuil sedikit saja, sudah dibilang cacat. berbeda dengan laki-laki yang nggak akan pernah terlihat 'cacatnya'. seorang teman pernah membuat lelucon "kalau perempuan ibarat gelas kaca, sekali jatuh pasti pecah. tapi kalau laki-laki itu ibarat gelas plastik, walau jatuh berkali-kali nggak akan pecah".

perempuan yang suka bergaul dengan banyak teman laki-laki, dibilang perempuan murahan, suka gonta-ganti pasangan, dan "gampangan". padahal, belum tentu dia pacaran sama semua teman laki-lakinya itu kan.
perempuan yang ngerokok, dibilang perempuan nggak bener, salah asuhan, dan sebagainya. padahal, kalau laki-laki merokok? ah, sudah biasa itu.. bukan membela perempuan yang merokok, cuma hargailah semua pilihan jalan hidup semua orang. laki-laki tau, rokok itu nggak baik. cuma dia memilih untuk bisa mendapatkan kesenangan dari merokok. sama dengan perempuan. mereka juga berhak memilih.
perempuan pakai baju pendek, dibilang perempuan gampangan, perempuan yang menutup seluruh badan dibilang perempuan baik-baik. padahal, belum tentu. bisa saja keduanya terbalik.
perempuan yang sering pulang larut malam itu perempuan jalanan. padahal, siapa tau dia baru saja bisa pulang setelah menyelesaikan setumpuk pekerjaan kantor atau tugas kuliah.
dan masih banyak hal lain yang menyangkut tentang perempuan yang berstatus rawan, dan merugikan sekali menurut aku..

ada lagi hal yang bisa dibilang nggak enak ketika ditakdirkan menjadi salah seorang dari kaum hawa. seorang perempuan biasanya memiliki gengsi yang tinggi. ketika seorang perempuan jatuh cinta kepada seorang lelaki, walau rasa cinta itu bisa dibilang sudah sampai di ujung ubun-ubun kepalanya, namun sang laki-laki tak kunjung mengungkapkan perasaan, atau bahkan mungkin nggak punya rasa yang sama, maka perempuan akan lebih memilih untuk memendam perasaannya seorang diri, tanpa akan pernah diketahui oleh laki-laki yang disukainya. bisa jadi karena faktor gengsi, bisa jadi karena faktor sebuah hukum alam yang bilang, "kamu perempuan, maka kamu berharga mahal. jangan pernah mau mengejar laki-laki, karena seharusnya kamu yang dikejar-kejar, karena kamu perempuan"
perempuan yang suka menyatakan perasaannya kepada laki-laki, suka dibilang perempuan tidak punya harga diri, karena pada akhirnya berubah posisi menjadi pengejar, bukan objek yang seharusnya dikejar.

lagi-lagi, cara berfikir dengan perasaan yang dimiliki perempuan menjadi masalah bagi saya. ketika suatu saat perempuan sudah merasa tidak nyaman dengan sebuah hubungan yang dijalinnya dengan seseorang, untuk bisa mengakhirinya pun merupakan tekanan bagi perempuan. bayangan-bayangan ketakutan hal buruk yang akan terjadi sudah merentet di pikirannya. rasa tidak enak yang akan terjadi setelah keputusan itu dibuat pun sudah terbayangkan dalam benak pikiran. pada akhirnya, perempuan akan diam saja dan mencoba untuk terus bertahan dan memperbaiki hubungannya dengan orang lain tersebut.

kenapa perempuan harus berfikir dengan perasaan yang akan akrab dengan senyuman, air mata, bahkan dendam? kenapa nggak seperti laki-laki yang bisa berfikir dengan logika, dan tidak mudah dipatahkan dengan kata-kata. ketika perempuan berfikir dengan perasaannya, sebenarnya dia berfikir dengan logika. hanya saja, logika seorang perempuan itu terlalu rumit. hingga akhirnya, bisa dipatahkan dengan logika para laki-laki yang fokus, kokoh dan tangguh.

aku masih terus mengutuk diri yang ditakdirkan menjadi perempuan. sungguh aku ingin menjadi laki-laki, agar air mata ini tidak mudah membanjiri wajah ketika pemikiranku dipatahkan dengan logika para laki-laki itu, agar aku bisa mengatakan tidak ketika aku tidak ingin dan berkata iya ketika aku ingin, agar aku tidak harus mengikuti peraturan-peraturan wajib yang jika tidak dilakukan maka akan berakibat fatal untuk nama baik ku, agar aku bisa memutuskan suatu keputusan yang memang aku inginkan, agar aku bisa leluasa mengungkapkan isi perasaanku terhadap orang yang aku suka tanpa harus memikirkan aku akan dibilang tidak punya harga diri nantinya.

hhh...
mungkin Tuhan muak denganku ketika aku tidak bersyukur atas apa yang sudah Dia takdirkan. sesungguhnya memang hanya Dia yang mengetahui apa yang terbaik untuk semua makhluk-Nya. mungkin memang ada maksud lain saat Dia menciptakanku dan menjadikan aku sebagai seorang perempuan, walau akhirnya aku kecewa dengan keputusan-Nya itu.
maafkan aku, Tuhan. mungkin aku hanya masih belum mengerti maksud Mu menjadikanku seorang makhluk yang merupakan pasangan laki-laki ini. maafkan aku karena aku belum bisa menjadi seorang perempuan yang bisa dimasukkan ke dalam kategori baik dan sempurna. tapi Tuhan, karena Engkau sudah menciptakan aku sebagai seorang perempuan, maka tuntun aku untuk bisa menjadi perempuan baik, pilihkan segala hal yang terbaik untuk ku, bantu aku memperbaiki diri ku, agar aku pantas untuk menerima segala sesuatu yang baik dari Mu, takdir kan seorang laki-laki yang baik, untuk mendampingiku, Tuhan.
buat aku bisa merasa bahagia karena telah dihidupkan dalam sosok perempuan, buat aku merasa menjadi makhluk yang spesial yang Engkau ciptakan, agar aku bisa berhenti mengutuk diri ini yang hidup dalam sosok, raga, jiwa, dan fikiran sebuah makhluk yang disebut perempuan.

2 comments:

  1. "aku berfikir, maka aku ada"

    Enggak salah sih berfikir seperti itu, yang penting pengaplikasiannya, apakah kamu mau cuma sebatas berfikir (atau protes?) atau mencari tau alasan kenapa Tuhan menjadikan kita sebagai ini, sebagai itu?
    Coba tengok sejarah, Khadijah RA melamar seorang pria yang dia cintai dan dia tetap menjadi wanita yang agung, Cut Nyak Dien memimpin pasukan perang dalam mengusir penjajah padahal dia perempuan, Kartini mempelopori pentingnya pendidikan bagi perempuan padahal dia harus menentang adat untuk itu.
    Semua orang memiliki nasib yang sama, tidak bisa memilih diciptakan menjadi apa.
    Tapi ada yang berbeda, semangatnya untuk melangkah maju dan bermanfaat bagi orang disekitarnya.
    Bukankah sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lainnya?

    n.b. bermanfaat dan dimanfaatkan itu beda lho :p

    ReplyDelete
  2. hihi.. iya lah beda.. hihi.. iya deh.. aku akan mencoba menjadi perempuan yang sesungguhnya haa XD

    ReplyDelete