Wednesday 11 December 2013

Bukannya Kebelet Nikah, Hanya Saja ........

Ketika sudah memasuki usia dengan kepala angka dua, pembicaraan yang terjadi tidak akan pernah berada jauh dengan masalah percintaan dan pendamping hidup.

Jika dalam tingkatan dewasa, pembicaraan hanya berkisar seputar cowok cakep - PDKT - pacaran yang diharapkan akan sangat romantis, - dan bila harus berpisah maka akan mencari lagi yang lain yang lebih baik lagi, ketika sudah beranjak lebih dewasa maka topik pembicaraan akan lebih berkembang menjadi tentang menemukan jodoh - seseorang yang akan dipilih untuk menghabiskan sisa hidup - pernikahan - dan bahagianya mengarungi kehidupan berkeluarga hingga maut memisahkan.

Ya. Aku pun sama. Pembicaraan dengan teman-teman sebaya, kehidupan di sosial media, tulisan, semuanya tidak pernah jauh dari topik pasangan hidup. Sebagian orang mengatakan aku sudah kebelet nikah. Sebenarnya tidak juga. Tapi, siapa manusia yang tidak ingin bertemu dengan belahan jiwanya, seseorang yang akan mencintainya seumur hidup dan menghabiskan sisa usia bersama? Dengan anak-anak lucu yang akan lahir sebagai penerus kehidupan....

Aku bukannya kebelet nikah, hanya saja bila dipertemukan dengan jodohku, aku tidak akan menolak.

Tidakkah hadir di hati kalian sedikit rasa aneh yang entah aku pun bingung harus menyebutnya apa ketika menerima undangan pernikahan dari seorang teman? Atau ketika melihat wajah-wajah bahagia yang terekam di selembar kertas pada pesta pernikahan?

Tidakkah muncul pertanyaan itu di otak kalian, "Aku kapan begitu?"

Atau itu hanya terjadi padaku saja?

Kadang muncul perasaan tidak sabar untuk mengetahui siapa pria yang masih dirahasiakan Tuhan untukku. Bagaimana parasnya? Bagaimana pribadinya? Bagaimana tingkah lakunya?
Bagaimana caranya nanti ketika aku bertemu dengannya? Di mana aku akan bertemu dengannya? Bagaimana dia akan melamarku nantinya? Bagaimana pernikahan kami? Bagaiamana dia mengucap ijab kabulnya? Seperti apa anak-anak kami nanti?

Ah. Terlalu banyak misteri yang aku ingin tahu, dan aku tidak tahu kapan akan mendapatkan jawabannya.

Dan aku tidak sabar untuk menguaknya satu persatu.

Tapi Tuhan masih dalam prosesnya mengajarkan aku tentang kesabaran. Mungkin Dia merencanakan aku untuk berusia panjang, sehingga Dia belum membiarkan aku untuk tahu satu pun jawaban dari berjuta tanya yang aku punya.

Biarlah waktu yang akan mengiringiku ke semua jawaban itu. Nikmati prosesnya sekarang. Mempersiapkan diri, memperbaiki hati, dan mencintai orang-orang yang seharusnya aku cintai terlebih dahulu sebelum akhirnya aku memberikan cintaku seutuhnya kepada dia yang ditakdirkan Tuhan yang masih dalam perjalanan menujuku.

0 comments:

Post a Comment