Tuesday 7 September 2010

Dengan Apa Tuhan Mendengar??

Sebelumnya, pertanyaan ini nggak pernah sedikit pun mampir di otak, hati, dan fikiranku. Hingga suatu hari, beberapa minggu menjelang kepergianku ke Jogja, seorang sahabat yang sudah lebih dulu berada di Jogja sms dan bertanya seperti ini : Bun, pernah mikir nggak, gimana caranya Tuhan mendengarkan semua doa hamba-Nya, padahal Dia itu nggak sama seperti makhluk ciptaan-Nya, yang berarti Dia nggak punya telinga?

Haha, lalu terbengong-bengong baca sms itu. Nih yang sms, memang teman debat sih. Udah lama juga nggak pernah ketemu. Jadi udah jarang juga berdebat dan bertukar fikiran tentang hal-hal yang kayak gini.

Masih takjub dengan sms itu. Bingung mau jawab apa, akhirnya aku cuma balas begini : iya juga ya? Haha, aku nggak pernah mikir eh gimana Dia mendengarkan..
Terus si dia membalas : Makanya, masih banyak orang yang nggak tau gimana Tuhannya mendengarkan mereka dan akhirnya bimbang.


Dan mulailah setelahnya aku menebak-nebak apa jawaban dari pertanyaan yang seharusnya udah aku ketahui lama jawabannya. Tapi jawaban yang aku ajukan selalu salah.

Memang, nggak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku bagaimana cara Tuhanku mendengarkan segala ocehan doa, harapan, dan jeritan hati yang setiap hari, menit, bahkan detik yang diucapkan oleh makhluk-Nya. Yang aku tau, Dia pasti mendengarkan. Dia pasti tau apa yang semua umat-Nya mau. Seolah-olah, Dia punya telinga yang bisa mendengarkan, Dia punya hati yang bisa merasakan. Namun, akhirnya harus disadari, Dia berbeda dengan makhluk yang telah diciptakan-Nya. Dia nggak punya telinga. Dia nggak punya hati. Lantas? Dengan apa Dia bisa mendengar segala doa? Dengan apa Dia tau segala harapan dan kemudian mengabulkannya dan menjadikannya kenyataan?

Jujur, kemudian aku jadi bimbang sendiri. Apakah benar doaku selama ini didengarkan? Tapi, kalau seandainya Tuhan nggak dengar doa ku, lantas kenapa semua harapan, cita-cita, yang aku sendiri pun nggak yakin akan terjadi, pada akhirnya terjadi juga? Itu berarti semua doaku didengar Tuhan dong? Tapi kan Tuhan nggak punya telinga.

Akhirnya jawaban pertamaku yang aku kirim ke temanku adalah ini : ya aku nggak tau Dia mendengar lewat apa. Yang aku tau, setiap kali aku berdoa Dia pasti kabulkan dan jadikan kenyataan. Itu tandanya Dia mendengarkan kan?
Ini jawaban bodoh yang nggak ada nyambung-nyambungnya sama pertanyaan yang dikasihkan sama aku. Akhirnya, temanku cuma membalas seperti ini : iya, Dia memang mendengarkan. Tapi dengan apa Dia mendengar?

Pertanyan yang sama akhirnya dikirim lagi ke hp ku. Membuat aku kembali berfikir keras. Akhirnya aku beri jawaban kedua : mungkin, dengan perasaan. Kadang, tanpa kita harus mengucap doa, Tuhan pun sudah tau apa yang kita mau. Jadi Dia nggak perlu mendengarkan. Dia selalu tau apa yang kita mau.
Sahabatku kembali melemparkan jawabanku ke juran dekat rumahnya : kan sudah dibilang, Tuhan nggak sama seperti makhluk-Nya. Tuhan nggak punya perasaan ataupun hati.

Jder, mikir lagi dong gue! Walaupun malas untuk befikir, tapi aku penasaran banget sama jawaban dari pertanyaan itu. Lagi deh, mengirimkan jawaban : hmm..lewat keyakinan manusia kali ye? Kalau manusia itu yakin akan kebesaran Tuhan, yakin kalau Tuhan mendengarkan dia, maka dia yakin Tuhan itu ada. Maka, Tuhan akan mendengarkan setiap manusia yang meyakini bahwa Dia ada.
Temanku kembali mengelak : itu kan kalau dipandang dari sisi manusianya. Nah ini dipandang dari sisi Tuhan. Bagaimana Dia mendengar?

Masih salah ternyata saudara-saudara. Agak kesal sebetulnya. Tapi, rasa penasaran aku lebih besar daripada rasa kesalku. Akhirnya jawab lagi. Ini jawaban pasrah : apaa yaa...yang aku tau Dia pasti dengar. Dia pasti tau. Namanya juga Tuhan. Memang Dia mendengarkan dengan cara apa??
Haha, ini jawaban nyerah namanya. Bertanya pada yang kasih pertanyaan apa jawabannya. Si sahabat yang odong ini balas begini : haha, jawabanmu sebetulnya sudah dekat. Tapi masih kurang dikit. Aku kasih tau jawabannya nanti aja ya, kalau aku pulang ke Balikpapan. Kita lanjutkan perbincangan kita.

Nah lho, akhir sms yang bahasanya sok berat *haha, kami memang suka banget pakek bahasa agak berat kalau lagi ngomong beginian. Padahal, kadang juga nggak ngerti apa maksudnya. :P
Akhirnya aku harus nunggu dia pulang ke Balikpapan dari Jogja. Dan tau, kepulangan dia ke Balikpapan waktu itu masih nggak jelas. Lha wong dia masih dalam proses pendaftaran sebuah universitas di Jogja. Dan kalau seandainya dia keterima di universitas itu, dia bakalan pulang ke Balikpapan. Tapi kalau nggak keterima, dia ke Jakarta. Nah lho?? Masih terombang ambing kan. Mana pengumumannya masih minggu depan. Aku kan penasaran. >.<
Akhirnya, aku sampai membekalkan dia doa : yaudah, aku nggak mau tau. Kamu harus pulang ke Balikpapan. Nih aku doain biar “didengar” Tuhan : ya Allah, semoga temanku yang bernama Muhammad Rifefan bin Johan keterima di UIN. AMIN!

Akhirnya, hari senin pagi-pagi banget aku udah sms dia : tong, keterima kagak lu!?
Dia Cuma balas : alhamdulillah keterima.
Gyahahaha, senangnya aku dia pulang ke Balikpapan. Ets, bukan senang karna bakal ketemu dia, tapi karna bakal tau jawabannya. Hehehe. Seminggu menjelang keberangkatan ke Jogja, ada acara kecil-kecilan di rumah. Biasa, Bu Bambang berbaik hati untuk masak-masak dan mengundang tamu buat makan bersama. Nah, ada kesempatan ketemu sama si sahabat sotoy dan bertanya apa jawabannya. Abis dia nyampe di rumah, aku langsung tanya lagi : heh gendut. Apa jawabannya??
Dia cuma jawab : ooh.. jawaban itu. Dengan apa Tuhan mendengar? Jawabannya Cuma simple kok, Bun. “TUHAN MENDENGAR DENGAN CARANYA SENDIRI”

Hoh! Kenapa jawaban itu nggak terfikirkan olehku ya?? Ilmu batas manusia kan memang terbatas. Tuhan memang nggak punya telinga. Tuhan juga nggak punya hati. Tapi Tuhan pasti punya cara sendiri untuk bisa mendengarkan setiap patah kata yang terucap dari berjuta-juta makhluk yang sudah diciptakan-Nya. Jadi jangan pernah berhenti untuk mengucap doa kepada Tuhan ya. Dia pasti dengar kok. Dia pasti tau. Karena Dia yang Maha Esa. Dan karena Dia yang Maha Mendengar walau nggak punya telinga. :)

1 comment:

  1. haha..
    baguslah pertanyaan saya berdampak baik..
    XD

    weh,tema blog kita ko sama sii?
    padahal ak yg bkin duluan..

    ReplyDelete