Sunday 13 November 2011

aku punya anak di usia 20 tahun

Postingan ini udah diniatin untuk ditulis sejak hampir sebulan yang lalu, sudah tersimpan di draft selama hampir seminggu , dan oke, sekarang akan diselesaikan dengan ditemani laptop DELL, blackberry ungu, nokia X6, Qtela barbeque, rambutan, dan.. anak kecil di sampingku yang buat aku kesusahan buat ngetik: nutupin dan mencet-mencet tombol keyboard sembarangan, megangin tanganku supaya nggak bisa ngetik, dan bahkan minta di pukpuk supaya bisa bobok..


20 tahun? Tau apa yang muncul di pikiranku dengan usia 20? Huruf ke-20 dari deretan alphabet, lalu disusul dengan huruf ke-21 dan kemudan huruf pertama = TUA! Jdiar! Bumi gonjang ganjing, langit runtuh, petir bersahut-sahutan, gunung meletus, tanah terbelah, laut meluap *ajigile, kiamat!?* http://www.emocutez.com
Menjadi seseorang dengan usia 20 itu rasanyaa.... Rasanya... Rasanya kayak gimana gitu.. Ada groginya, ada senangnya, ada cemasnya. Usia 20 ini, rasanya baru benar-benar berhadapan sama kehidupan yang sesungguhnya *jadi kemaren-kemaren itu idup bo'ongan?!* Bukan sih. Bukan maksudnya dengan menjadi usia 20 terus hidupnya jadi serius-serius banget gitu, yang kemaren-kemaren ya hidupnya juga serius *kayak bisa-bisanya aja lu, Ban, serius* cuma, ketika berhadapan dengan usia 20 ini rasanya hidup itu udah bukan untuk main-main lagi. Ketika berusia 20 (ini aku sih yang ngerasa, nggak tau ya yang lain gimana), rasanya ini adalah tahap di mana aku ditampar sama bayangan diri sendiri di cermin *PLAKPLAKPLAKPLAK* http://www.emocutez.com untuk bisa sadar diri kalau waktu berlalu semakin cepat. Usia nggak akan pernah bisa bertambah, tapi akan selalu berkurang. Lantas, sudah bergunakah aku selama 20 tahun hidup di dunia? Atau malah, aku belum melakukan apa-apa selama kurang lebih 20 tahun bernafas.